Jumat, 09 September 2011

> Tuhan dalam Pandangan Karyonagoro

Dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya dengan TUHAN, yang berasal dari bahasa Sansekerta yaitu TUH HYANG, yang memiliki arti roh atau dewa yang memiliki posisi tertinggi dalam khayangan atau surga. Tiap-tiap agama penganut paham monotheisme memiliki nama untuk Tuhan. Contoh : Islam : ALLAH, Nasrani : ALLAH (Bapa), YESUS (Putra), Roh Kudus, (Konsep Trinitas), Yahudi : Iehovah (atau sering disebut Yehuwa, Yahweh, Jehovah). Hindu dengan konsep ketuhanan Parabrahman yaitu Syiwa, Wisnu, dan Brahma; Buddha yang menyebut Tuhan sebagai, “Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam” (Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak) dan konsep Buddha ini hampir sama dengan konsep Tuhan berdasarkan Henok (sekarang agama ini hanya ada di Afrika, tepatnya pusatnya di Ethiopia, konsep Yahudi kuno berdasar Enoch). Dan banyak lagi nama-nama dan konsep-konsep dari agama-agama yang lainnya.

Mereka-mereka yang memberikan nama-nama dan gelar-gelar terhadap Tuhan adalah suatu hal yang melalui berbagai proses. Dan mereka-mereka mengakui proses tersebut adalah suatu pewahyuan terhadap mereka yang membawa ajaran tersebut, sehingga membangkitkan suatu yang mutlak diyakini sebagai suatu kebenaran yang paling. Dari hal tersebutlah timbul beragam konflik, karena adanya perbedaan nama dan asal. Namun untuk kebenaran bahwa memang nama tersebut adalah Tuhan, adalah masih meragukan. Kenapa meragukan ? Karena belum mendapatkan jawaban pasti.

Dan bagi saya, mereka yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah kepastian, itu hanyalah sebagai bentuk dari terlalu mencintai. Sebagai contoh, : Seorang pria akan mengatakan bahwa istrinya lah yang paling cantik. Walaupun ada wanita lain lebih cantik, namun istrinya tetap paling cantik.
Dan yang paling parahnya, setiap orang yang tidak sepaham dengan konsep ketuhanan mereka, maka disebut sesat.

Hal seperti itu tidak bisa disalahkan. Karena memang sudah bagian dari proses pemikiran, dan bagian dari psikolog manusia yang memiliki ego. Sehingga memunculkan pengkotakan atas Tuhan, dan menuliskan, memaparkan, meyakini Tuhan berdasarkan sifatNya. Mempercayai Tuhan berdasarkan sifat-Nya adalah bentuk dari pengkotak-kotakan Tuhan, dan sebenarnya hal ini tidak jauh berbeda dengan mendewakan. Menjadikan dewa suatu sifat dengan menganggapnya sebagai Tuhan. Dan suatu waktu nanti, hal ini akan menjadi penyakit yang baru teridentifikasi bagi manusia.

Lantas Definisi Tuhan itu seperti apa ?

Berbicara tentang Tuhan, maka nilai yang akan kita berikan adalah tidak terhingga. Berada pada setiap dimensi di alam semesta, membaur diri dengan alam semesta, tidak memiliki batasan, memiliki perulangan tak memiliki nilai. Jika TUHAN memiliki gelar Maha (contoh : Maha Esa, Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Baik, dsb), itu sudah jelas berdasarkan dari sifatnya yang baik. Sementara Alam Semesta ini bisa berjalan karena adanya keseimbangan. Keseimbangan berarti ada di tengah di titik nol. Dimana nilai positif sama dengan nilai negatif. Sama berat. Maka, jika memakai konsep Maha tersebut, secara tidak langsung  Tuhan juga memiliki gelar Maha Banyak, Maha Kecil, Maha Lemah, Maha Jahat. Kenapa ? Karena Tuhan memberikan keseimbangan pada Alam. Manusia lah yang memberikan ketidakseimbangan. Dan, dari konsep tersebut maka manusia menghadirkan Iblis. Dimana Iblis digunakan sebagai pembenaran terhadap konsepMaha buatan manusia tersebut. Sering kita lihat bahwa setiap hal-hal negatif yang dilakukan manusia, pasti menyalahkan Iblis, apa-apa yang jang jahat, manusia menyalahkan Iblis. Kenapa ? Karena manusia yang rakus dan picik mencari pembenaran atas dirinya bahwa secara langsung dia tidak bersalah.
Contoh dari ke-tidak-terhingga-an Tuhan, adalah dari cerita berikut :

Ada sebuah tulisan pernyataan sekaligus pertanyaan yang pernah menyebutkan demikian, “Jika Tuhan memang hebat, pasti DIA bisa menciptakan entitas/makhluk yang lebih hebat dari DIA. Bisa ngga ?”

Jawaban saya untuk pernyataan diatas adalah, :BISA. DIA bisa menciptakan entitas/makhluk yang jauh lebih hebat dari DIA. Namun, disaat DIA menciptakan makhluk tersebut, disaat yang sama pula DIA menjadikan diri-NYA jauh lebih hebat dari makhluk tadi. Dan menciptakan lagi, dan menjadi DIA lebih hebat lagi. Dan proses tersebut berulang-ulang terus sampai tidak terhingga, dimana DIA tetap berada diatas segalanya.

Para ahli mencoba menelusuri Alam Semesta ini, sebagai contoh Teori Big Bang yaitu teori pembentukan Alam Semesta. Yang mengatakan bahwa Alam Semesta ini tercipta melalui sebuah proses ledakan besar. Bertahun-tahun kemudian, teori tersebut basi. Dan telah ditemukan kembali bahwa sebelum adanya Teori Big Bang, telah ada Alam Semesta juga. Sampai kapan pun ditelusuri Alam Semesta dengan berbagai Teori, yang ada hanyalah perulangan yang nilainya tidak terhingga.

Demikian juga untuk menjelaskan ke-tidak-terhingga-an TUHAN, pasti akan tidak terhingga. Karena TUHAN adalah tidak terhingga. Maka itu jangan pernah memberikan kotak terhadap TUHAN, karena itu sama saja membatasi DIA.

Lalu bagaimana bertemu dengan TUHAN ? Apakah melalui kematian ?

Apakah ada diantara anda yang sekarang hidup ini pernah melihat wujud TUHAN ? Saya yakin tidak ada. Nah, sedangkan anda yang hidup saja tidak pernah melihat TUHAN, apalagi kalo anda mati ? Maka itu, kesempatan anda merasakan TUHAN hanyalah sekarang, saat ini, ketika anda hidup. So, pergunakanlah sebaik-baiknya waktu anda dalam perjalanan merasakan TUHAN ini. Setiap detik yang ada dalam hidup anda, adalah momen terindah yang anda pernah rasakan. Entah itu dalam keadaan baik maupun buruk, mujur ataupun malang. Karena anda sedang berada pada tempat dimana merasakan TUHAN.

Bagaimana dengan kejadian buruk yang pernah terjadi ? Apa saat itu ada TUHAN juga ?

Ya. Seperti yang saya katakan, bahwa TUHAN telah membaur dengan Alam Semesta dengan sifatnya selalu berada pada keseimbangan. Anda tidak bisa selalu berada dalam kondisi positif, pasti harus merasakan negatif. Demikian sebaliknya.

Dan, jangan pernah berharap anda hanya mendapatkan hal positif saja dalam hidup. TUHAN yang bernilai tidak terhingga saja selalu bernilai positif dan negatif ? Nah, anda yang hanya bernilai satu, kok mintanya positif/baik/mujur/senang saja ?

Lantas apa tugas TUHAN ?

Tuhan memberikan keseimbangan melalui Alam Semesta. Dan itu sudah cukup. Dimana ada negatif, disitu ada positif.

Contoh :

Ketika anda bekerja dengan keras. Maka disaat yang sama, anda memberikan nilai negatif terhadap diri anda. Itu dapat dilihat berdasarkan rasa, yaitu rasa lelah contohnya. Dan anda melepaskan nilai positif untuk ke Alam.

Alam, kemudian mengembalikan nilai positif itu kepada anda, dan anda merasakannya. Contohnya, : dengan mendapatkan gaji, mendapatkan bonus, dsb. Maka itu kerjalah yang baik, semua itu mendapatkan bayaran yang sesuai.

Itulah contoh dari hukum keseimbangan Alam yang merupakan refleksi dari TUHAN.
TUHAN, yang telah membaur dengan Alam Semesta, sebenarnya sudah anda lihat. walaupun hanya sebagian kecil. Tapi, bukankah walaupun melihat dalam bagian kecil sudah termasuk melihat-Nya ? Contoh : Anda ingin melihat kondisi gunung yang meletus. Tapi anda tidak bisa melihat jelas. Dan anda menggunakan teropong. Nah, bukankah dari teropong anda hanya melihat sebagian saja dari gunung tersebut ? Dan anda sudah melihatnya kan ?

GOD as an Higher Intelligence

Pernah mendengar Consciousness Drives the Universe ?

Yah, kesadaran anda adalah pengemudi Alam Semesta ini. Karena melalui kesadaran anda juga Alam Semesta ini menyeimbangkan dirinya. Dimana letak kesadaran ? Kesadaran terletak pada intelijensi anda. Intelijensi daripada pikiran anda. Kenapa ? Karena anda adalah bagian dari TUHAN. Dan TUHAN adalah tingkat tertinggi dari Intelijensi anda. Tingkatan yang memiliki nilai tidak terhingga. Itulah yang disebut, GOD as an Higher Intelligence.

Berarti ngga perlu mencari TUHAN ?

Perlu. Dan sangat perlu sekali. Pertanyaan seharusnya, dimana mencari-NYA ? Dan jawabannya adalah carilah didalam diri anda sendiri. Anda memiliki pikiran, anda memiliki kesadaran. Karena manusia adalah bagian dari TUHAN, dimana secara sosial kita mengenal dengan statement, “Setiap orang adalah anak-anak TUHAN”.

Demikianlah tulisan ini saya paparkan sebagai sedikit pemahaman tentang ke-tidak-terhingga-an TUHAN. Silahkan di telaah sendiri bagi anda yang membacanya, sejauh mana kebenarannya. Sebab ini semua adalah hasil pemikiran saya. Dan seperti yang kita tahu, bahwa tidak ada yang kekal diatas bumi dan dibawah langit.