Rabu, 14 September 2011

> Ajaran yang Menakut nakuti

Tidak salah jika anda beribadah karena takut masuk neraka. Namun apakah Tuhan Yang Maha Pengasih itu mengundang manusia masuk surga dengan cara menakut-nakuti orang?

Ibadah itu hanya untuk orang-orang beriman. Kalau tidak beribadah, artinya anda bukan orang beriman. Kalau bukan orang beriman, artinya anda masuk neraka.

Manusia digolongkan menjadi dua: golongan orang beriman dan golongan orang tidak beriman.

Apa efek statement ini?

Golongan orang beriman, yang telah khatam berbagai ritual keagamaan, bisa-bisa (bisa juga tidak) merasa dirinya memiliki tingkat atau derajat lebih tinggi dari golongan orang tidak beriman. Lakukan ini, maka anda setingkat lebih tinggi. Setingkat lebih tinggi. Setingkat lebih tinggi. Persoalan klaim memiliki tingkatan ini, erat kaitannya dengan kesombongan. Padahal, cikal bakal adanya iblis adalah karena dia sombong.

Mengapa Tuhan ikut-ikutan cara setan yang suka menakut-nakuti?
Mengapa Tuhan ikut-ikutan cara setan membuat tingkatan-tingkatan lebih tinggi?
Bukankah Tuhan seharusnya memerdekakan kita dari ketakutan?
Bukankah Tuhan seharusnya mengajari kerendahan hati?

Ataukah, anda seharusnya mengkaji ulang ajaran yang menakut-nakuti tersebut?