Minggu, 11 September 2011

> Mimpi di Siang Bolong NII

Baru-baru ini isu Negara Islam Indonesia (NII) kembali meruyak, hingga udara Agama dan Negara di Indonesia kembali bising.

Lalu bagaimana sikap saya?

Saya akan kirimkan karet kolor Alquran untuk penggila NII

Saya akan bajak imajinasinya satu paragraf:

“Coba bayangkan apa jadinya jika karet kolor diganti dengan kawat. Mungkin akan ada ribuan celana kolor yang harus disediakan setiap hari untuk digunakan seseorang. Karena turun naik lingkar perut akan mempengarhui muat tidak muatnya sebuah celana kolor”.

Demikianlah dengan Alquran.
Jika yang dipahami sebagai firman Tuhan dalam Alquran adalah huruf-hurufnya, maka itu artinya Alquran sudah menjadi kawat yang kaku. Tidak ada satu pun ayat Alquran yang akan bisa dilendingkan ke bumi untuk dipakai secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kecuali Alquran diturunkan Tuhan untuk dijadikan barang antik di lemari perpustakaan Museum.

Ayat-ayat Alquran penuh dengan metafor, kias, majas, dan sejenisnya. Bila ditelan mentah-mentah, maka ayat Alquran bisa jadi racun kemanusiaan. Baik untuk diri sendiri apalagi dalam kehidupan sosial. Saya tidak ingin masuk ke detail ayat-ayat Alquran yang menjadi rujukan untuk mendirikan Negara Islam bagi penggila NII. Tapi lebih kurang inilah oleh-oleh dari saya: Pasanglah karet disetiap huruf Alquran. Agar setiap ayat itu bisa melentur mengikuti irama mekanisme alam, irama interaksi sosial yang dinamis.

Dalam wacana kajian agama, ini dikenal dengan istilah penafsiran. Atau dalam literatur Filsafat ini dikenal dengan Hermeneutika. Silahkan cari bukunya di toko buku atau perpustakaan. Tapi jangan tanya pada para pengkotbah yang suka berteriak-teriak dalam mesjid, yang dengan mengutip satu ayat suaranya sudah menggelegar menghardik jamaah sepeti memperlakukan anak-anak.

Demikianlah edaran ini kami layangkan seperlunya.
Semoga dapat ditindaklanjuti agar tindakan anarkis tidak lagi gentayangan sembarangan dinegeri sorga tapi bearoma neraka ini.