Jumat, 09 September 2011

> Inilah Cara Pembuatan Al Quran

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengunjungi sebuah pabrik buku, dimana buku-buku untuk Diknas dan Departemen Agama dibuat disini. Diantara buku yang dibuat, terdapat Al Quran.

Proses pembuatan Al Quran sama saja dengan buku lain. Dicetak, lalu hardcovernya dibuat dengan tangan. Tangan buruh. Dalam segala keberadaannya. Keringetan. Tidak cuci tangan. Mungkin juga sedang menstruasi. Al Quran yang cacat atau gagal cetak, dikumpulkan dalam sebuah kotak besar bersama-sama dengan buku-buku lain untuk dirajang/ dipotong kecil-kecil lalu didaur ulang menjadi kertas lagi.

Salah satu staff menceritakan permasalahan pada pabrik tersebut. Salah satu diantaranya adalah fenomena kesurupan. Terutama setelah masuk toilet di pojok pabrik. Ternyata persoalan dimana-mana sama saja. Anak sekolah, buruh, sedang membuat Al Quran atau tidak, kalau kesurupan ya kesurupan saja.

Keluar dari pabrik, Al Quran dikemas bersama buku-buku lain lalu dikirim ke sekolah-sekolah dan Madrasah Islamiyah untuk memenuhi kebutuhan perpustakaan. Percayakah anda bahwa proses tender buku Diknas maupun Departemen Agama bebas korupsi?

Pada dasarnya Tuhan tidak melindungi Al Quran sebagai bukunya. Namun Tuhan melindungi firman Nya yang ada dalam Al Quran.