Selasa, 13 September 2011

> Berita Simpang Siur Konflik Ambon, Pers Tidak Dewasa!

Malam ini, saya sedih sekali dan tak bisa memicingkan mata walaupun ngantuk telah mengintip diselah-selah kesibukan menulis. Kesedihan saya berawal dari kabar yang datang, baik dari telepon yang masuk dari orang tua maupun dari teman-teman yang berada di Negeri tercinta: Ambon Manise… Kata mereka: Ambon rusuh lagi..!!

Kesedihan ini segera diperparah ketika saya melongok ke beberapa berita online yang memberitakan tentang kerusuhan yang terjadi di Ambon. Berita-berita yang dihadirkan oleh penulisnya seakan-akan tanpa sensor, hanya sekedar menyajikan informasi sepihak, berat sebelah, mengejar HL dan melupakan bahwa berita tersebut akan melukai banyak orang terutama kami yang terikat secara langsung mendamaikan dengan mereka yang bertikai.

Menyikapi hal itulah saya membuat tulisan ini… hitung-hitung semacam mengeluhkan peran pers, baik nasional maupun lokal yang semakin tidak terkontrol. Mereka seakan-akan lupa, bahwa pemberitaan yang dihadirkan akan membuat situasi semakin memanas dan bisa memicu konflik semakin meluas. Atau, jangan-jangan ini yang diharapkan sehingga bisa terus menjadi HL.

Terus terang saya takut menghadirkan beberapa berita yang menurut saya sangat KEJAM karena secara sepihak menghakimi dan cenderung memihak. Saya sedih melihat simbol-simbol agama dipakai oleh si pembuat berita, padahal itu sangat riskan dalam menimbulkan gejolak solidaritas yang akan memacu konflik. Sungguh sedih melihat hal ini. Ketakutan saya bukan tanpa alasan, saya berkaca dari kasus Prita yang belum selesai sampai saat ini. Gimana tidak takut? Lewat email aja bisa di-pengadilan-kan, apalagi lewat Kompasiana ini… Tetapi intinya, saya mau menghimbau bagi kalangan pers sekaligus para penulis, jika anda menulis…. pikirkanlah secara matang apa yang saudara tulis. Jangan hanya memikirkan HL, pikirkanlah dampak tulisan anda.

Harapan saya, Ambon tidak terpengaruh dengan berita simpang-siur dari sumber-sumber yang tidak jelas. Belajarlah dari pengalaman, dan jadilah bijaksana wahai Ambon-ku. Semoga malam ini kau akan tetap tenang… Pelajarilah kronologis kekacauan tadi, niscaya engkau akan menemukan kesamaan motif dan cara penanganan seperti konflik 12 tahun lalu.. Sekali lagi, belajarlah dari pengalaman saudara-saudaraku… Jangan mau diombang-ambing oleh mereka yang hanya mencari keuntungan sesaat di atas penderitaan kita.

Ulurkanlah tanganmu, mari ku pegang erat…, ayooo maju menyambut pagi dalam damai… damaimu, damaiku, damai kita semua. Mari, ulurkanlah tanganmu juga wahai PERS, sambut tangan kami, dan bahagiakanlah kami… Jangan kau turut MEMBUNUH kami.

Salam Damai