Selasa, 20 September 2011

> Percoyo Tanpo Waton

Orang Islam mengatakan...:
* Assalamualaika warahmatullahi wabarakatuh, apapun agama anda, semoga Tuhan saya mengampuni anda........

Tapi anda wajib untuk tidak percaya pengakuan saya ini.
Karena itu anda harus melihat buktinya DISINI.

Nah, apa yang menjadi persoalan bagi saya terhadap komentar tersebut?
Ya apalagi kalau bukan satu pertanyaan yang indah:

Sejak Kapan Umat Islam Mengontrak Tuhan?

Seolah-olah Tuhan itu milik mereka. Atau seolah-olah ada banyak Tuhan di langit. Lalu Tuhan yang dia punya marah pada saya dan dia mendo’akan agar Tuhan miliknya mau mengampuni saya.

Lalu bagaimana sikap saya?

Sok tahu!
Begitu yakinnya dia tentang Tuhan. Seolah-olah Tuhan adalah teman akrabnya sama makan bakso. Lalu asal ada yang macam-macam, Tuhan kenalannya siap tempur untuk menbackupnya. Seolah-olah Tuhan sudah dikontraknya dan Tuhan itu harus patuh mengikuti do’anya, untuk orang lain yang berbeda pandangan dan keyakinan dengannya.

Lalu bagaimana pandangan saya tentang Tuhan?
Atau Tuhan itu milik siapa?

Bagi saya Tuhan itu ibarat udara. Dia netral tidak memihak. Siapapun bisa dan bebas menghirupnya. Atau tidak menghirupnya sama sekali juga terserah. Tapi yang jelas, Tuhan selalu ada dan ingklude di setiap zarah, di setiap partikel atau atom alam smesta.

Tuhan adalah ROH Kosmik. Tak ada satu titik pun yang lepas dari lingkupan Tuhan. Karena itu tak ada manusia manapun yang lepas dan terkunci dari kasih Tuhan. Semuanya, hidup dan hadir di dunia ini atas Kasih Tuhan.

Itulah yang membuat saya bingung jika ada umat Islam yang begitu lantang mengatakan bahwa Tuhan seakan-akan miliknya. Kasus yang saya kutip di atas hanya salah satu contoh. Tapi bukan satu-satunya kasus. Tapi masih buaaanyak umat Islam yang begitu yakin mengklaim bahwa Tuhan seoalah-olah adalah milik mereka. Dan cendrung mengklaim bahwa pemahaman merekalah yang benar tentang Tuhan.

Lalu bagaimana dengan agama lain?
Ah ... biasanya juga tidak jauh beda.
Kecuali sebagian umatnya yang sudah menggunakan otak