Jumat, 09 September 2011

> Penghuni Neraka Beramal Lebih Baik daripada Penghuni Surga

Dalam mengkampanyekan tingkatkan sedekah, saya menuai berbagai pernyataan yang tidak nyantol ke otak saya:
1. Kamu mau mengubah ketentuan 2,5kg? Berarti kamu mendustai Allah dan Rasulnya.
2. AlQuran itu menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya termasuk zakat dan sedekah. Jika kitab sebelumnya zakatnya 10% diluar sedekah. Maka Allah mempercantiknya menjadi 2,5%.
3. Kenapa harus melebih-lebihkan yang sudah ditentukan Allah sendiri?

Pernyataan-pernyataan ini seolah membatasi kita untuk memberi lebih. Saya tidak sedang berbicara dengan orang yang tidak mampu. Mari saya analogikan. Berapa harga sekarung beras 50kg? Sekitar Rp.400.000,-. Bagi anda yang mampu shopping senilai lebih dari 400 ribu di mall, apalah beratnya harga sekarung beras? Toh hanya sekali setahun.

Hari ini saya menyelesaikan pembagian zakat yang tersisa. Kurang 10 yang belum dibagikan. Akibat penundaan ini, kantong-kantong isinya jadi bertambah banyak. Ada saja yang ditambahkan, minyak, gula, susu, sarung dan sebagainya. Dari dalam rumah, saya melihat seorang kakek datang, menerima sembako, memanggulnya dan berjalan tertatih tatih. Senyumnya merekah, bagi saya lebih indah daripada cahaya matahari pagi ini.

Cobalah. Berikan lebih. Atur waktunya agar orang tidak berbondong-bondong datang. Atau datangi rumah-rumah mereka. Lihatlah senyumnya yang merekah, rasakan indahnya.

Lihatlah vihara-vihara ikut berbagi ber ton-ton beras. Mereka ini, adalah orang-orang yang anda tidak mau salami saat merayakan hari rayanya. Tapi turut berbagi saat hari raya anda. Bahkan tidak jarang berbagi lebih banyak dari anda.

Marilah kita berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Terutama bagi teman-teman yang mengaku beriman dan paling berhak atas surga. Janganlah orang-orang kafir, para penghuni neraka ini beramal lebih baik dan lebih tulus tanpa argumen ayat daripada para penghuni surga.

Malu-maluin...Salaman Sik :)