Rabu, 14 September 2011

> Semakin Kafir Semakin Beriman

Tariklah nafas dalam-dalam.

Santai …. Tenang. Lalu bacalah pelan-pelan.



Saat saya tergabung di majelis orang beriman, ada rasa bangga bersembunyi didada ini. Terasa diri ini sudah bersih. Bersyukur sudah bergabung dengan mereka, yang mulut mereka tak henti menyebut iman, Tuhan, pahala, sorga dan neraka. Dan saya pun melakukan hal yang sama.

Sejak saat itu, saya kasihan dengan orang-orang yang belum beriman. Kapan mereka akan sadar? Kapan mereka akan hidup di jalan yang benar? Kapan mereka akan bisa tersentuh? Kapan mereka akan berhenti berbuat maksiat? Kapan mereka akan berhenti berbuat dosa? Kapan mereka akan berhenti diperdaya kehidupan dunia? Kapan mereka akan mendahulukan akhirat dari dunia?




"Oh Tuhan …. Tunjukilah hati mereka agar mereka kembali ke jalamMu.

Jalan yang suci. Bukan jalan yang mereka lalui. Jalan yang penuh dosa.

Tapi hati mereka tertutup. Hati mereka sudah mengeras. Mereka sudah terpedaya.

Tipu daya setan sudah berkuasa dalam diri mereka.

Hingga tidak bisa lagi membedakan, mana yang baik dan mana yang buruk.

Ya Tuhan, sadarkanlah mereka." 



Sekian waktu berlalu …
Kesadaran demi kesadaran berlalu.
Fase demi fase saya lewati.
Berpetualang dalam diri. Jatuh bangun gelisah hati.
Hingga sampailah saya menjadi kafir, seperti saat ini.

Dan kini ,
Tak ada lagi doa untuk orang lain.
Tak ada lagi rasa bangga
Apalagi bersih diri.

Kecuali,
Hanya satu doa yang tersisa:

“Ya Tuhan,
Tolong lemparkan aku kedalam nerakaMu
Agar kutahu betapa diri ini tiada arti.
Agar kusadar betapa diri ini memalukan selama ini"