Minggu, 04 September 2011

> Kembalilah Kejalan Yang Sesat

Apakah anda sudah begitu lelah meniti dan berjuang di jalan yang benar? Jalan yang paling banyak ditempuh orang dan paling banyak janji-janji yang menggiurkan anda? Sampai-sampai anda sempoyongan tidak bisa tertawa dan menikmati hidup ini? Jika jawaban anda ya, maka kembalilah ke jalan yang sesat.

Tapi tahan dulu emosi anda.
Di jalan yang sesat ini anda tidak boleh emosi. Kalau di jalan yang benar anda boleh emosi dan menghujat orang yang sesat. Tapi di jalan yang sesat, anda justru tidak boleh bahkan tidak berhak menilai, menghakimi dan menghujat orang lain. Kenapa? Karena anda harus tahu diri. Anda kan sesat. Jadi sekali lagi tahu diri. Okey?

Nah apa syaratnya supaya anda bisa sesat?

Hancurkan kepastian!

Kenapa anda harus menghancurkan kepastian? Karena anda manusia. Anda itu dimata Jagat Raya hanya setitik debu yang tak berarti. Apalagi di mata Tuhan. Sudah pasti anda itu tolol. Dan itu harus anda akui. Harus anda akui bahwa segala pengetahuan dan pemahaman anda terbatas. Tidak pasti. Relatif. Tidak akan melebihi dari apa yang anda punya. Tidak lebih dari panca indra, akal dan hati yang bisa anda gunakan untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu. Sedang untuk menyatakan sesuatu dengan pasti anda harus bisa mengatasi perspektif anda sebagai manusia. Karena Kepastian itu melingkupi diri anda. Dan anda berada di dalamnya. Mungkinkah anda yang terkurung dalam Kepastian itu untuk menyimpulkannya?

Apalagi kalau anda menyebut anda benar. Itu menujukkan bahwa anda sangat tidak tahu diri. Karena Kebenaran itu hanya milik yang Satu. Sang Kebenaran. Tuhan! Tuhan itu sendiri adalah Kebenaran. Kalau anda mengaku sudah benar berarti anda sudah sampai pada Tuhan. Wah…. Malu dong malu. Yang anda lakukan dan anda pahami paling tinggi tarafnya hanya menuju Kebenaran. Tidak lebih dari itu. Anda hanya dalam proses menuju terus menerus menuju Kebenaran. Walaupun harus anda pahami bahwa anda tidak akan pernah sampai. Tapi pengakuan itu saja sudah cukup.

Nah, jika anda berbicara, berpendapat dan berdiskusi dengan orang lain, maka jangan sekali-kali menganggap pendapat anda itu sudah pasti benar. Apalagi untuk menilai pendapat orang lain salah. Itu bukan pakaian orang yang sesat. Tapi pakaian orang yang benar. Lebih baik akui saja kesesatan anda. Anda sedang tersesat di bumi dan segala usaha anda adalah dalam rangka untuk mencari dan mencari, diantara jejaring makna dan hakikat yang minta ampun sulitnya untuk anda tembus.

Tapi anda tidak boleh putus asa. Anda harus tetap berjalan. Meniti jalan yang sesat untuk akhirnya mudah-mudahan bisa dianggap mirip dengan kebenaran. Ingat, Cuma mirip ya! Yang benar hanya Tuhan!