Sabtu, 03 September 2011

> Surat Buat Sahabat

Surat Buat Sahabat

Ndalem Kandjengan Kepatihan, Solo 3 Sept 2011

Sobat, akhir-akhir ini aku melihat ada yang tidak beres dengan penglihatanmu. Menurutku aneh. Terhadap kebaikan dan kelebihan orang lain, penglihatanmu kabur; tetapi untuk kelemahan dan keburukan mereka, penglihatanmu tajam. Sobat, kemungkinan matamu kotor atau penglihatanmu terhalang oleh kaca yang kotor. Bersihkanlah dirimu dan cara pandangmu, supaya sobat bisa melihat segala sesuatu dengan bening.

Sobat, kelihatannya engkau terkena rabun dekat. Kuman di seberang lautan kelihatan, tetapi gajah di pelupuk matamu tidak kelihatan. Engkau merasa orang lain banyak melakukan kesalahan. Kau julurkan telunjukmu ke arah mereka. Menyumpah serapah, menghakimi dan memberondongkan kata hujat. O sobat, tarik kembali jari itu sebelum membujur kaku. Sementara engkau pamer telunjukmu yang pendek gemuk itu, ada banyak telunjuk yang tertuju pada dirimu. Mengapa engkau tidak mengenakan kacamata plus, yang menolongmu melihat apa yang baik, benar, kudus, dan mulia.

Sobat, terus terang aku heran. Engkau memang terkena rabun dekat; tetapi koq ya terkomplikasi dengan penyakit rabun jauh. Beberapa kali aku bergaul denganmu, aku berani menyimpulkan demikian. Kamu ingat tidak, engkau hanya melihat dirimu sendiri dan orang-orang di sekitarmu; sementara orang lain yang menggelepar, lapar, sekarat dan dekat dengan liang liat sama sekali tidak engkau lihat. Atau barangkali engkau yang disindir oleh suara di padang gurun itu. Engkau bukan budheg (tuli) tetapi mbudheg (menulikan diri); engkau tidak picak (buta) tetapi micak (membutakan diri); engkau bukan bisu tetapi mbisu (membisukan diri).

Sobat..

Surat ini aku tulis karena aku mengasihimu. Dengarkan hatiku, sesungguhnya kalau hati kita dibanjiri oleh kasih, kesalahan yang menggunung tidak akan terlihat lagi. Ditenggelamkan oleh kasih dan pengampunan. Dalam kasih-Nya.

Rahayu..