Selasa, 04 Oktober 2011

> Kandjeng, sebenarnya kita ini berasal dari Kera atau dari Adam ?

Kandjeng, sebenarnya kita ini berasal dari Kera atau dari Adam ?
 
Kandjeng ; Kalau kamu rasanya berasal dari Kera, wong tampang dan kelakuanmu seperti Monyet. Kalau saya pasti dari Adam, kalau nggak percaya, tanya isteri saya ! Ha ha ha ha.
Kalau kamu tanya seperti itu, seperti tanya mana yang lebih dulu ; “ayam” atau “telor”, yang tak akan terjawab sampai kiamat.
Sebenarnya ada dua pendekatan atau pijakan dalam memahami ktab suci dan kehidupan, untuk menemukan jawaban, terutama tentang proses “Penciptaan”, yaitu pendekatan TEXTUAL atau SKRIPTURAL dan pendekatan KONSEPTUAL.
Yang pertama, mengartikan teks secara lebih harafiah dan dengan demikian akan percaya bahwa manusia itu keturunan Adam. Karena dalam kitab suci dinyatakan bahwa Tuhan menciptakan Dunia dengan mengatakan ; “Kun faya kun ! Bila kukatakan jadi, maka jadilah” Kemudian dielaborate dalam firman yang menceritakan kisah “The Garden of Eden” atau “Taman Sorga”, sebuah cerita bagaimana Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi.
Yang kedua, adalah pemahamanan berlandaskan “konsep’, yaitu apa yang dapat dibayangkan oleh pikiran seorang  yang beriman dan berilmu, sehingga kita memperoleh gambaran  atau abstraksi akan makna dari apa yang kita pahami. Hal ini dimungkinkan karena sebagaimana firman Tuhan, Alqur’an diturunkan sebagai sejelas – jelasnya alkitab, berisi perumpamaan – perumpamaan, bagi orang – orang yang beriman dan berilmu !.
Secara konsepsional, evolusi adalah sebuah alternatif kemungkinan. Karena, Tuhan tentu mampu dan dapat berbuat menurut kehendakNya. Marilah membayangkan jagad raya ini sebagai komputer tiga dimensi Tuhan, yang terprogram sedemikan rupa, sehingga sesuatu terjadi secara alami berdasarkan hukum alam (soft ware) yang diciptakan. Dengan demikian terjadilah perkembangan – perkembangan yang kemudian kita kenal sebagai sebuah evolusi, seperti yang diamati oleh Darwin. Tetapi, tentu Tuhan dapat juga menginsert program “Penciptaan Manusia” dalam komputernya, dan seperti inilah yang digambarkan oleh alkitab tentang keberadaan Nabi Adam. Kita tidak tahu Tuhan melakukan yang mana, rasanya akan tetap menjadi rahasia Sang Pencipta. Jadi tidak perlu diperdebatkan.
 
Lalu, berlandaskan pandangan konseptual, bagaimana keberadaan Adam dan Hawa ?
 
Kandjeng ; Konsepsi seperti ini akan memandang cerita tentang “Penciptaan” sebagai sebuah Mitologi, dan menempatkan Adam sebagai simbol makhluk yang mulai berbudaya, yang kemudian disebut manusia, yang dengan demikian membutuhkan ajaran moral, dan saat itulah perlu dihadirkan agama. Inilah makna cerita “The Garden of Eden” atau “Taman Sorga” yang tertulis dalam kitab suci, bagi orang - orang yang berpandangan konseptual.